Minggu, 18 November 2012

I wonder why there are so many Chinese everywhere...


Oke. Gw ga sabar sebenernya pengen posting tulisan ini malam kemarin sehabis gw balik dariexclusive concert-nya Sungha Jung. Namun apa daya raga ini tak mampu. Walaupun minum kopi biar melek, badan ga mau kompromi. So here it is.

Buat kalian yang ga tau Sungha Jung, dia adalah seorang Solo guitarist fingerstyle 16 tahun dari Korea. Maen gitarnya udah keren banget dari dia umur 7 tahun. Dia itu sejenis anak Prodigy, Gifted. Ada yang pernah nonton August Rush? Nah, dia sering disebut Korean August Rush. Entah bakat dari mana pokonya maen gitarnya ajib banget. Coba cek deh videonya di youtube. You’ll feel the same thing as I do.

Well, yang jadi pikiran gw kemarin malam bukanlah Sungha Jung nya.  He was perfect with all his talent and handsomeness that made all the girls screaming loudly. Tapi, gw lebih concerned ke penonton. Kalau gw persentasikan, sekitar 80% penonton Sungha Jung kemarin malam itu Chinese.

Gw ga bermaksud rasis. Banyaknya chinese yang datang kemarin malam bisa aja karena artisnya datang dari etnis serupa, Korea, you know what I mean, slanting eyes. Atau memang karna sebagian besar Chinese-chinese itu yang cukup gaul buat tau Sungha Jung. Atau mungkin sebagian besar Chinese yang notabene kaya itu yang mampu beli tiket yang lumayan mahal itu. Bisa apa aja. Bisa aja ga ada alasan sama sekali, which means gw-nya aja terlalu overthinking.

But, seriously! Yang gw rasain semalem itu aneh.  Gw ngerasa asing di kota sendiri. Gw ngerasa gw lagi ada di hongkong atau CIna, korea, ato Jepang. Di kelilingi people with slanting eyesNo offenseya. Sama sekali tidak berniat menyinggung. Gw Cuma heran di kota sunda ini, hanya sedikit gw bisa melihat muka-muka ayu asli Indonesia, terutama di kota besar Bandung ini.

Penduduk Cina itu ada dimana-mana di dunia. Bahasanya bahasa kedua di dunia. Salah satu Negara berpengaruh di dunia. Orang-orangnya pekerja keras yang ngejadiin kehidupan mereka lebih layak dan mapan dimanapun mereka tinggal. Itulah yang biking gw ngerasa beda sama mereka. Dan gw rasa mereka pun ngerasa  beda sama penduduk lokal kita. Jarang gw liat chinese jalan sama orang-orang lokal. Mereka selalu nge gang dengan etnik mereka.  Pacaran sama etnik mereka. Bergaul dengan sesama mereka.

Setelah gw baca, sebenernya penduduk cina di Indonesia itu cuma sekitar 4-5% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Tapi, salah satu daerah yang memiliki etnis China terbanyak ini memang ternya ta di Bandung, di samping Cirebon, Banjarmasin, dan Surabaya. Makes sense.  Gw pikir Jakarta paling banyak. Entah karena kepadatannya dan peluang bisnis yang tinggi di sana. Tapi mungkin, malah mungkin orang Indonesia lokal yang banyak bermukin di Jakarta, mengadu nasib buat sesuap nasi. Nah, orang China yang kaya ini mungkin tinggal nikmati aja Surganya Bandung. tapi tetep aja sih, gw ngerasa merka tuh ada dimana-mana...

Well, entah karena perbedaan budaya atau memang karena kurang memiliki rasa kebersatuan walaupun beda ini, gw masih ngerasa ada jarak dengan mereka. I try to be nice. But I just can’t make it normal somehow

Mungkin gw ga harus overthinking kali ya… people have a right to live anywhere, to make friends with anyone, by their own