Ini gue copas tulisan-nya Tere Liye karena ga bisa gue copas linknya, berhubung ini status FB beliau. Gue pengen share, karena menurut gue ini makes sense bgt.
—
Jika kalian sempat, silahkan buka wikipedia, masukkan kata kunci “list of countries by proven oil reserves”. Maka, segera kita tahu, negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia adalah Venezuela, mereka punya 297.000 juta barrel, disusul oleh Arab Saudi, sebesar 267.000 juta barrel. Ada di urutan berapa Indonesia? Hanya di posisi 30, dengan cadangan terbukti 4.000 juta barrel.
Berapa kebutuhan minyak Indonesia per hari? 1,3 juta barrel. Berapa produksi kita saat ini? Mentok di angka 820.000 barrel. Sisanya kita impor. Baik, mari kita berhitung dengan data dan fakta akurat tersebut. Katakanlah konsumsi minyak kita tidak tumbuh, tetap 1,3 juta barrel/hari, secara teoritis, cadangan minyak kita hanya bertahan 3.077 hari saja, alias hanya bertahan 8 tahun. Kabar baiknya, ada kemungkinan kita menemukan cadangan minyak baru, boleh jadi masih ada. Tapi kabar buruknya, setiap tahun jutaan kendaraan bermotor bertambah di jalanan. Mobil misalnya, lebih dari 1 juta unit setiap tahun bertambah. Motor lebih amazing lagi, Kawan, lebih dari 9 juta unit. Belum lagi konsumsi untuk listrik (karena masih banyak pembangkit listrik diesel). Proyeksi paling pemurah sekalipun, hanya berani bilang 15 tahun, maka habis sudah cadangan minyak milik kita.
Sekarang tahun 2014, tambahkan 15 tahun, maka di tahun 2029, kita tidak punya lagi cadangan minyak.
Pertanyaan relevan sekarang adalah: apanya yang akan kita subsidi saat hari itu tiba? Minyaknya sudah habis. Dan dengan konsumsi dunia yang terus meroket, tidak susah membayangkan harga minyak dunia akan semakin tinggi. Berapa harga minyak tahun 2029? Bagi pemilik cadangan besar seperti Venezuela dan Arab Saudi, mereka sih tidak akan pusing. Apalagi negera mereka kecil dibanding kita. Tapi kita? Tahun ini saja, lebih dari 300 trilyun rupiah digunakan untuk subsidi BBM, jika masa tersebut tiba, akan berapa ribu trilyun subsidi BBM diberikan? Habis seluruh uang negara, bahkan tidak akan cukup lagi.
Kita kan bisa menemukan sumber energi lain dong? Iya, itu betul. Brazil misalnya, adalah negara pengguna biodesel terbesar, jutaan mobil disana telah menggunakan biodesel, tapi itu paling hanya 5-6% dari total konsumsi minyak. Tetap saja rakus sekali dengan minyak dari fossil. Juga penggunaan mobil listrik, menjanjikan, tapi hingga hari ini, mayoritas kendaraan bermotor tetap mengonsumsi BBM. Di negara2 maju perkembangan energi terbarukan saja lambat, apalagi negara kita, yang terlambat sekali dalam kebijakan sumber energi terbarukan ini. Sumber daya gas alam, panas bumi, itu bisa jadi solusi juga, tapi tetap saja sifatnya adalah sumber daya yang akan habis.
Maka, apapun pendapat kalian tentang BBM, apapun pendapat orang2 tentang subsidi BBM, silahkan baca data2 di atas. Jika kalian meragukan akurasi data2 di page ini, silahkan merujuk atau cari sendiri data validnya (biar pada pintar nyari datanya). Itulah realitasnya. Tapi katanya cadangan minyak fossil itu bisa terbarui kok, bisa nambah loh. Well, silahkan tanya ke insinyur tambang, jangan mudah percaya tulisan2 yang tidak jelas asal usulnya, apalagi kalau itu cuma berasal dari website simpatisan partai. Tapi katanya cadangan minyak kita masih banyak kok, cuma disembunyikan datanya oleh konsipirasi Amerika, lagi2, silahkan tanya ke teman2 kalian yang minimal pernah bekerja di perminyakan, biar tidak termakan propaganda sepihak tanpa analisis. Tapi kok, tapi kok.
Baiklah. Berapa usia kalian hari ini? Katakanlah 20 tahun, maka itu berarti di usia kalian 35, jika panjang umur, kalian akan sempat menyaksikan sendiri negeri ini tidak punya cadangan minyak lagi. Saat itu boleh jadi kebutuhan kita adalah 3 juta barrel per hari (asumsi tiap tahun tumbuh 5%), maka dari mana kita akan memperoleh minyak sebanyak itu? 1 barrel kita mudahkan konversinya jadi 100 liter (angka persisnya akan butuh penjelasan panjang), maka itu berarti kita butuh 300 juta liter per hari. Itu minyak yang banyak sekali. Satu hari saja, 300 juta liter.
Saya tidak akan berdebat soal subsidi 300 trilyun/tahun di negeri ini. Karena kadung pasti banyak yang membahas soal ini dari sudut pandang politik, debat kusir, lupa esensi bahwa setiap hari, krisis energi semakin serius, kita malah asyik bertengkar.
Saya hanya ingin bertanya, 15 tahun lagi, apa yang akan kita subsidi ketika barangnya sudah tidak ada lagi? Apa yang akan kita ributkan ketika semua minyak itu harus kita beli dari luar negeri?
*Tere Liye
Berapa kebutuhan minyak Indonesia per hari? 1,3 juta barrel. Berapa produksi kita saat ini? Mentok di angka 820.000 barrel. Sisanya kita impor. Baik, mari kita berhitung dengan data dan fakta akurat tersebut. Katakanlah konsumsi minyak kita tidak tumbuh, tetap 1,3 juta barrel/hari, secara teoritis, cadangan minyak kita hanya bertahan 3.077 hari saja, alias hanya bertahan 8 tahun. Kabar baiknya, ada kemungkinan kita menemukan cadangan minyak baru, boleh jadi masih ada. Tapi kabar buruknya, setiap tahun jutaan kendaraan bermotor bertambah di jalanan. Mobil misalnya, lebih dari 1 juta unit setiap tahun bertambah. Motor lebih amazing lagi, Kawan, lebih dari 9 juta unit. Belum lagi konsumsi untuk listrik (karena masih banyak pembangkit listrik diesel). Proyeksi paling pemurah sekalipun, hanya berani bilang 15 tahun, maka habis sudah cadangan minyak milik kita.
Sekarang tahun 2014, tambahkan 15 tahun, maka di tahun 2029, kita tidak punya lagi cadangan minyak.
Pertanyaan relevan sekarang adalah: apanya yang akan kita subsidi saat hari itu tiba? Minyaknya sudah habis. Dan dengan konsumsi dunia yang terus meroket, tidak susah membayangkan harga minyak dunia akan semakin tinggi. Berapa harga minyak tahun 2029? Bagi pemilik cadangan besar seperti Venezuela dan Arab Saudi, mereka sih tidak akan pusing. Apalagi negera mereka kecil dibanding kita. Tapi kita? Tahun ini saja, lebih dari 300 trilyun rupiah digunakan untuk subsidi BBM, jika masa tersebut tiba, akan berapa ribu trilyun subsidi BBM diberikan? Habis seluruh uang negara, bahkan tidak akan cukup lagi.
Kita kan bisa menemukan sumber energi lain dong? Iya, itu betul. Brazil misalnya, adalah negara pengguna biodesel terbesar, jutaan mobil disana telah menggunakan biodesel, tapi itu paling hanya 5-6% dari total konsumsi minyak. Tetap saja rakus sekali dengan minyak dari fossil. Juga penggunaan mobil listrik, menjanjikan, tapi hingga hari ini, mayoritas kendaraan bermotor tetap mengonsumsi BBM. Di negara2 maju perkembangan energi terbarukan saja lambat, apalagi negara kita, yang terlambat sekali dalam kebijakan sumber energi terbarukan ini. Sumber daya gas alam, panas bumi, itu bisa jadi solusi juga, tapi tetap saja sifatnya adalah sumber daya yang akan habis.
Maka, apapun pendapat kalian tentang BBM, apapun pendapat orang2 tentang subsidi BBM, silahkan baca data2 di atas. Jika kalian meragukan akurasi data2 di page ini, silahkan merujuk atau cari sendiri data validnya (biar pada pintar nyari datanya). Itulah realitasnya. Tapi katanya cadangan minyak fossil itu bisa terbarui kok, bisa nambah loh. Well, silahkan tanya ke insinyur tambang, jangan mudah percaya tulisan2 yang tidak jelas asal usulnya, apalagi kalau itu cuma berasal dari website simpatisan partai. Tapi katanya cadangan minyak kita masih banyak kok, cuma disembunyikan datanya oleh konsipirasi Amerika, lagi2, silahkan tanya ke teman2 kalian yang minimal pernah bekerja di perminyakan, biar tidak termakan propaganda sepihak tanpa analisis. Tapi kok, tapi kok.
Baiklah. Berapa usia kalian hari ini? Katakanlah 20 tahun, maka itu berarti di usia kalian 35, jika panjang umur, kalian akan sempat menyaksikan sendiri negeri ini tidak punya cadangan minyak lagi. Saat itu boleh jadi kebutuhan kita adalah 3 juta barrel per hari (asumsi tiap tahun tumbuh 5%), maka dari mana kita akan memperoleh minyak sebanyak itu? 1 barrel kita mudahkan konversinya jadi 100 liter (angka persisnya akan butuh penjelasan panjang), maka itu berarti kita butuh 300 juta liter per hari. Itu minyak yang banyak sekali. Satu hari saja, 300 juta liter.
Saya tidak akan berdebat soal subsidi 300 trilyun/tahun di negeri ini. Karena kadung pasti banyak yang membahas soal ini dari sudut pandang politik, debat kusir, lupa esensi bahwa setiap hari, krisis energi semakin serius, kita malah asyik bertengkar.
Saya hanya ingin bertanya, 15 tahun lagi, apa yang akan kita subsidi ketika barangnya sudah tidak ada lagi? Apa yang akan kita ributkan ketika semua minyak itu harus kita beli dari luar negeri?
*Tere Liye
--
Entah kenapa, menurut gue, semua permasalahan yang ada di negara ini tetep balik lagi ke manusianya. Revolusi mental yang ada dipikiran gue, adalah memanusiakan manusia, membuat kita manusia yang berpikir, yang lebih berakhlak baik, yang lebih bermanfaat. Negara-negara maju dihargai dan diakui karena manusianya, budaya manusianya. Jadi menurut gue, apapun yang terjadi, jika manusianya memanusiakan dirinya sendiri, semua bisa dihadapi... Jangan terlalu manja. Hidup mah perjuangan.