You like to give advice, I like to ignore it
no matter what they say, my life still go on...
Kamis, 03 Maret 2016
Gosh...
It's been a long time :D
Gue selalu berpikir kalau gue post disini gue balik lagi ke jaman-jaman kuliah gue dengan kegalauan gue juga. I read most of the articles here, and, ugh, mungkin gue masih alay diumur gue yang segini.
Pasalnya, kalau gue happy, gue jarang banget berbagi. Tapi kalau galau, kalau lagi nyesek, gue tetiba menjadi penulis super cepat dan bikin novel soal kegalauan gue. Ah, God. Forgive my sin :'(.
Harusnya gue bisa berbagai informasi yang baik, yang bermanfaat, atau mungkin kebahagiaan gue supaya bisa jadi energi positif buat orang lain. But, see? gue ngeluh lagi disini.
But the thing is, gue pengen jadi positif mulai sekarang. Semoga gue bisa posting rutin lagi dan berbagi informasi bermanfaat. Bukan galau-galauan :D
Kamis, 15 Oktober 2015
Weightless
I
don't really understand what it's all about. It's like you have a nice car but
you have nowhere to go, you're alone, and you don't even know how to drive.
you have money and else, you have family,
you have time, you have purpose, yet you don’t know what to do..
I should remember you
more, God...
Jumat, 24 April 2015
Help Me...
Entah kenapa, gue merasa kehidupan gue sekarang ga
produktif. Keliatan dari bentuk badan yang udah segede gaban, dan otak yang
udah males mikir. Emang dikantor kerjaan udah ga terlalu sibuk. Malah ga sama
sekali sibuk. Gue kadang bingung ke kantor mau ngapain. Jatohnya browsing ga
puguh 8 jam dengan posisi tetep kaya gitu.
I need to change things. Tapi gue ga tau dapet keberanian
dari mana buat ngerubah hal itu. Gue pengen ngelakuin banyak hal, gue pengen fokus
ngelakuin ini itu. Bukan nongkrongin komputer nunggu email, bales, kerjain, dan
nunggu lagi. I want to create something.
God, How do I do this…?
Buat resign aja gue ga berani. Mikirin
argumen yang harus gue keluarin buat counter semua serangan. No matter I am
right or wrong, I will be still the wrong one when I dare to try it… it’s just
only here…
I need help, God… don’t wanna live
like this… give me the courage…
Jumat, 29 Agustus 2014
*15 TAHUN LAGI
Ini gue copas tulisan-nya Tere Liye karena ga bisa gue copas linknya, berhubung ini status FB beliau. Gue pengen share, karena menurut gue ini makes sense bgt.
—
Jika kalian sempat, silahkan buka wikipedia, masukkan kata kunci “list of countries by proven oil reserves”. Maka, segera kita tahu, negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia adalah Venezuela, mereka punya 297.000 juta barrel, disusul oleh Arab Saudi, sebesar 267.000 juta barrel. Ada di urutan berapa Indonesia? Hanya di posisi 30, dengan cadangan terbukti 4.000 juta barrel.
Berapa kebutuhan minyak Indonesia per hari? 1,3 juta barrel. Berapa produksi kita saat ini? Mentok di angka 820.000 barrel. Sisanya kita impor. Baik, mari kita berhitung dengan data dan fakta akurat tersebut. Katakanlah konsumsi minyak kita tidak tumbuh, tetap 1,3 juta barrel/hari, secara teoritis, cadangan minyak kita hanya bertahan 3.077 hari saja, alias hanya bertahan 8 tahun. Kabar baiknya, ada kemungkinan kita menemukan cadangan minyak baru, boleh jadi masih ada. Tapi kabar buruknya, setiap tahun jutaan kendaraan bermotor bertambah di jalanan. Mobil misalnya, lebih dari 1 juta unit setiap tahun bertambah. Motor lebih amazing lagi, Kawan, lebih dari 9 juta unit. Belum lagi konsumsi untuk listrik (karena masih banyak pembangkit listrik diesel). Proyeksi paling pemurah sekalipun, hanya berani bilang 15 tahun, maka habis sudah cadangan minyak milik kita.
Sekarang tahun 2014, tambahkan 15 tahun, maka di tahun 2029, kita tidak punya lagi cadangan minyak.
Pertanyaan relevan sekarang adalah: apanya yang akan kita subsidi saat hari itu tiba? Minyaknya sudah habis. Dan dengan konsumsi dunia yang terus meroket, tidak susah membayangkan harga minyak dunia akan semakin tinggi. Berapa harga minyak tahun 2029? Bagi pemilik cadangan besar seperti Venezuela dan Arab Saudi, mereka sih tidak akan pusing. Apalagi negera mereka kecil dibanding kita. Tapi kita? Tahun ini saja, lebih dari 300 trilyun rupiah digunakan untuk subsidi BBM, jika masa tersebut tiba, akan berapa ribu trilyun subsidi BBM diberikan? Habis seluruh uang negara, bahkan tidak akan cukup lagi.
Kita kan bisa menemukan sumber energi lain dong? Iya, itu betul. Brazil misalnya, adalah negara pengguna biodesel terbesar, jutaan mobil disana telah menggunakan biodesel, tapi itu paling hanya 5-6% dari total konsumsi minyak. Tetap saja rakus sekali dengan minyak dari fossil. Juga penggunaan mobil listrik, menjanjikan, tapi hingga hari ini, mayoritas kendaraan bermotor tetap mengonsumsi BBM. Di negara2 maju perkembangan energi terbarukan saja lambat, apalagi negara kita, yang terlambat sekali dalam kebijakan sumber energi terbarukan ini. Sumber daya gas alam, panas bumi, itu bisa jadi solusi juga, tapi tetap saja sifatnya adalah sumber daya yang akan habis.
Maka, apapun pendapat kalian tentang BBM, apapun pendapat orang2 tentang subsidi BBM, silahkan baca data2 di atas. Jika kalian meragukan akurasi data2 di page ini, silahkan merujuk atau cari sendiri data validnya (biar pada pintar nyari datanya). Itulah realitasnya. Tapi katanya cadangan minyak fossil itu bisa terbarui kok, bisa nambah loh. Well, silahkan tanya ke insinyur tambang, jangan mudah percaya tulisan2 yang tidak jelas asal usulnya, apalagi kalau itu cuma berasal dari website simpatisan partai. Tapi katanya cadangan minyak kita masih banyak kok, cuma disembunyikan datanya oleh konsipirasi Amerika, lagi2, silahkan tanya ke teman2 kalian yang minimal pernah bekerja di perminyakan, biar tidak termakan propaganda sepihak tanpa analisis. Tapi kok, tapi kok.
Baiklah. Berapa usia kalian hari ini? Katakanlah 20 tahun, maka itu berarti di usia kalian 35, jika panjang umur, kalian akan sempat menyaksikan sendiri negeri ini tidak punya cadangan minyak lagi. Saat itu boleh jadi kebutuhan kita adalah 3 juta barrel per hari (asumsi tiap tahun tumbuh 5%), maka dari mana kita akan memperoleh minyak sebanyak itu? 1 barrel kita mudahkan konversinya jadi 100 liter (angka persisnya akan butuh penjelasan panjang), maka itu berarti kita butuh 300 juta liter per hari. Itu minyak yang banyak sekali. Satu hari saja, 300 juta liter.
Saya tidak akan berdebat soal subsidi 300 trilyun/tahun di negeri ini. Karena kadung pasti banyak yang membahas soal ini dari sudut pandang politik, debat kusir, lupa esensi bahwa setiap hari, krisis energi semakin serius, kita malah asyik bertengkar.
Saya hanya ingin bertanya, 15 tahun lagi, apa yang akan kita subsidi ketika barangnya sudah tidak ada lagi? Apa yang akan kita ributkan ketika semua minyak itu harus kita beli dari luar negeri?
*Tere Liye
Berapa kebutuhan minyak Indonesia per hari? 1,3 juta barrel. Berapa produksi kita saat ini? Mentok di angka 820.000 barrel. Sisanya kita impor. Baik, mari kita berhitung dengan data dan fakta akurat tersebut. Katakanlah konsumsi minyak kita tidak tumbuh, tetap 1,3 juta barrel/hari, secara teoritis, cadangan minyak kita hanya bertahan 3.077 hari saja, alias hanya bertahan 8 tahun. Kabar baiknya, ada kemungkinan kita menemukan cadangan minyak baru, boleh jadi masih ada. Tapi kabar buruknya, setiap tahun jutaan kendaraan bermotor bertambah di jalanan. Mobil misalnya, lebih dari 1 juta unit setiap tahun bertambah. Motor lebih amazing lagi, Kawan, lebih dari 9 juta unit. Belum lagi konsumsi untuk listrik (karena masih banyak pembangkit listrik diesel). Proyeksi paling pemurah sekalipun, hanya berani bilang 15 tahun, maka habis sudah cadangan minyak milik kita.
Sekarang tahun 2014, tambahkan 15 tahun, maka di tahun 2029, kita tidak punya lagi cadangan minyak.
Pertanyaan relevan sekarang adalah: apanya yang akan kita subsidi saat hari itu tiba? Minyaknya sudah habis. Dan dengan konsumsi dunia yang terus meroket, tidak susah membayangkan harga minyak dunia akan semakin tinggi. Berapa harga minyak tahun 2029? Bagi pemilik cadangan besar seperti Venezuela dan Arab Saudi, mereka sih tidak akan pusing. Apalagi negera mereka kecil dibanding kita. Tapi kita? Tahun ini saja, lebih dari 300 trilyun rupiah digunakan untuk subsidi BBM, jika masa tersebut tiba, akan berapa ribu trilyun subsidi BBM diberikan? Habis seluruh uang negara, bahkan tidak akan cukup lagi.
Kita kan bisa menemukan sumber energi lain dong? Iya, itu betul. Brazil misalnya, adalah negara pengguna biodesel terbesar, jutaan mobil disana telah menggunakan biodesel, tapi itu paling hanya 5-6% dari total konsumsi minyak. Tetap saja rakus sekali dengan minyak dari fossil. Juga penggunaan mobil listrik, menjanjikan, tapi hingga hari ini, mayoritas kendaraan bermotor tetap mengonsumsi BBM. Di negara2 maju perkembangan energi terbarukan saja lambat, apalagi negara kita, yang terlambat sekali dalam kebijakan sumber energi terbarukan ini. Sumber daya gas alam, panas bumi, itu bisa jadi solusi juga, tapi tetap saja sifatnya adalah sumber daya yang akan habis.
Maka, apapun pendapat kalian tentang BBM, apapun pendapat orang2 tentang subsidi BBM, silahkan baca data2 di atas. Jika kalian meragukan akurasi data2 di page ini, silahkan merujuk atau cari sendiri data validnya (biar pada pintar nyari datanya). Itulah realitasnya. Tapi katanya cadangan minyak fossil itu bisa terbarui kok, bisa nambah loh. Well, silahkan tanya ke insinyur tambang, jangan mudah percaya tulisan2 yang tidak jelas asal usulnya, apalagi kalau itu cuma berasal dari website simpatisan partai. Tapi katanya cadangan minyak kita masih banyak kok, cuma disembunyikan datanya oleh konsipirasi Amerika, lagi2, silahkan tanya ke teman2 kalian yang minimal pernah bekerja di perminyakan, biar tidak termakan propaganda sepihak tanpa analisis. Tapi kok, tapi kok.
Baiklah. Berapa usia kalian hari ini? Katakanlah 20 tahun, maka itu berarti di usia kalian 35, jika panjang umur, kalian akan sempat menyaksikan sendiri negeri ini tidak punya cadangan minyak lagi. Saat itu boleh jadi kebutuhan kita adalah 3 juta barrel per hari (asumsi tiap tahun tumbuh 5%), maka dari mana kita akan memperoleh minyak sebanyak itu? 1 barrel kita mudahkan konversinya jadi 100 liter (angka persisnya akan butuh penjelasan panjang), maka itu berarti kita butuh 300 juta liter per hari. Itu minyak yang banyak sekali. Satu hari saja, 300 juta liter.
Saya tidak akan berdebat soal subsidi 300 trilyun/tahun di negeri ini. Karena kadung pasti banyak yang membahas soal ini dari sudut pandang politik, debat kusir, lupa esensi bahwa setiap hari, krisis energi semakin serius, kita malah asyik bertengkar.
Saya hanya ingin bertanya, 15 tahun lagi, apa yang akan kita subsidi ketika barangnya sudah tidak ada lagi? Apa yang akan kita ributkan ketika semua minyak itu harus kita beli dari luar negeri?
*Tere Liye
--
Entah kenapa, menurut gue, semua permasalahan yang ada di negara ini tetep balik lagi ke manusianya. Revolusi mental yang ada dipikiran gue, adalah memanusiakan manusia, membuat kita manusia yang berpikir, yang lebih berakhlak baik, yang lebih bermanfaat. Negara-negara maju dihargai dan diakui karena manusianya, budaya manusianya. Jadi menurut gue, apapun yang terjadi, jika manusianya memanusiakan dirinya sendiri, semua bisa dihadapi... Jangan terlalu manja. Hidup mah perjuangan.
Selasa, 26 November 2013
Hey, Single! God Gives Us Time :D
Mungkin belakangan ini, kehidupan gue dipenuhi dengan
aroma-aroma picisan yang udah lama ga gue hirup karena, I, literally, avoided it, intentionally. Kenapa? Karena gue merasa
sedikit banyak itu bakal ngeganggu ketenangan hidup gue yang udah gue balikin
dari kegelisahan-kegelisahan malam gue, dalam waktu yang lama. And yes, it’s proved.
Kemarin gue baca blog-nya Dedy something. Sori lupa karena gue ga kenal. Gue liat dia share dan masuk ke gmail gue. And worth it to read because, mungkin
gue alamin saat ini.
Soal jodo katanya. Kata-kata positif yang bias gue ambil
adalah, sebagai jomblo, Tuhan memberikan waktu buat kita buat ngedesign jodoh
kita buat diri kita, via diri kita. Nice
words, I think. Katanya jodoh kita adalah cerminan dari diri kita. Gue
sering denger orang tua gue bilang, kalau kita gaul di masjid, jodo kita orang yang
suka diem di masjid. Kalo kita gaweannya dugem, ketemu jodohnya yang suka dugem
juga. The point is, kalau kita baik,
jodo kita baik. And vice versa.
Nah, saat jomblo, kita diberi waktu buat memperbaiki diri
kita, biar kita dapet jodo yang baik juga. Gue dulu suka agak envy juga sama temen-temen yang pacaran,
gandengan tangan, giving and receiving
attention, facing everything together, seolah-olah apapun bisa dihadepin
kalau berdua. Gue liat beberapa temen gue malah udah ga peduli sama temennya
sendiri, yang penting berdua. Tapi yang paling gue seneng dari orang yang
pacarannya bener, they complete each
other, like a friend. Sekarang, para jomblowan/wati mungkin punya alasan
yang tepat buat kejombloan mereka. God
gives us time :D
But guys, apa yang
gue alamin di dalam suatu hubungan ngebantu gue juga buat menemukan jodo yang
baik. Lo punya pelajaran yang bisa lo inget dan lo pegang saat lo nyari the better person for your life.
Relationship makes us
growing up. Salah satu yang bikin kita dewasa, menurut gue, adalah how we deal with other people, yang
salah satunya adalah pasangan kita. Mungkin ini yang paling nguras otak dan
perasaan kita. Ngadepin pasangan kita yang yang suka boong misalnya, cuek, suka
ngedrugs, ngambekan, cemburuan, tukang berantem, yang selalu ngomongin
mantannya, ato hal-hal yang bikin lo harus naikin tingkat kesabaran lo ke
level, paling tinggi. Maybe growing up is
about being patience, and wise. Mungkin. Tapi gue ga tau itu ada batasnya, or maybe limitless.
Siapa yang ga mau dapet jodo yang baik. Imannya, usahanya,
tampangnya, perilakunya, keluarganya, atau semua kebaikan yang menempel di diri
manusianya. Temen gue di kantor selalu bilang, “minta yang paling baik sama
Allah. Berdoa setinggi-tingginya. Jangan minta yang biasa-biasanya aja. Jangan
minta sedikit. Minta yang banyak.” Lo ga mau ngehabisin hidup lo bersama orang
yang ga bisa apa-apa kan? Bersama orang yang ga bisa ngasih lo kebahagiaan
hakiki, ngasih lo ketentraman jiwa? Such
a waste of time. Hidup lo harus hidup. Cita-cita tertinggi umat manusia
adalah kebahagiaan. Orang bahkan rela menderita untuk menjadi bahagia. Stupid words, huh? Not at all.
Gue sekarang lagi ngaca. What
kind of person am I? Apa pasangan hidup gue nanti bakal tukang marah dan
ngeluh kaya gue? Apa bakal semalesan gue? Lo mau gitu ri? Ya dan Engga. Disatu sisi
manusia ga sempurna. Disatu sisi lo pengen yang terbaik buat lo. Jadi gimana? Jadilah
orang yang berkualitas supaya lo dapat orang yang berkualitas pula. Orang berkualitas,
ukuran yang gue bikin sendiri, mampu memperbaiki diri dan menutupi
kelemahan-kelemahan dirinya sendiri, dan diri pasangannya. So do you.
Lagipula, katanya,
life is not about love. Janganlah kalian terlalu mengagungkan cinta, gue
denger. That’s a piece of a thousand abstract
stuff in the world. But indeed it can
change your life. Jadi para jomblo di dunia, there so much things in this world yang lebih penting diurusin
daripada meratapi kejombloan kalian dengan update-update meme menyedihkan. Jodo
ada yang ngatur, they said.
Kamis, 21 November 2013
I owe you a lot for this kind of song
"What If"
What if there was no lie
Nothing wrong, nothing right
What if there was no time
And no reason, or rhyme
What if you should decide
That you don't want me there by your side
That you don't want me there in your life
What if I got it wrong
And no poem or song
Could put right what I got wrong
Or make you feel I belong
What if you should decide
That you don't want me there by your side
That you don't want me there in your life
Ooh ooh-ooh, that's right
Let's take a breath, jump over the side
Ooh ooh-ooh, that's right
How can you know it, if you don't even try
Ooh ooh-ooh, that's right
Every step that you take
Could be your biggest mistake
It could bend or it could break
That's the risk that you take
What if you should decide
That you don't want me there in your life
That you don't want me there by your side
Ooh ooh-ooh, that's right
Let's take a breath, jump over the side
Ooh ooh-ooh, that's right
How can you know when you don't even try
Ooh ooh-ooh, that's right
Oh - Ooh ooh-ooh, that's right,
Let's take a breath, jump over the side.
Ooh ooh-ooh, that's right,
You know that darkness always turns into light.
Ooh-ooh, that's right
Nothing wrong, nothing right
What if there was no time
And no reason, or rhyme
What if you should decide
That you don't want me there by your side
That you don't want me there in your life
What if I got it wrong
And no poem or song
Could put right what I got wrong
Or make you feel I belong
What if you should decide
That you don't want me there by your side
That you don't want me there in your life
Ooh ooh-ooh, that's right
Let's take a breath, jump over the side
Ooh ooh-ooh, that's right
How can you know it, if you don't even try
Ooh ooh-ooh, that's right
Every step that you take
Could be your biggest mistake
It could bend or it could break
That's the risk that you take
What if you should decide
That you don't want me there in your life
That you don't want me there by your side
Ooh ooh-ooh, that's right
Let's take a breath, jump over the side
Ooh ooh-ooh, that's right
How can you know when you don't even try
Ooh ooh-ooh, that's right
Oh - Ooh ooh-ooh, that's right,
Let's take a breath, jump over the side.
Ooh ooh-ooh, that's right,
You know that darkness always turns into light.
Ooh-ooh, that's right
Dear Chris Martin,
I owe you a lot for this kind of song.
Selasa, 19 November 2013
Anonymous said
"Beberapa orang memaafkan kesalahan yang sama berulang-ulang, semata hanya karena takut kehilangan.
Beberapa orang memilih bertahan, hanya karena tidak tau caranya pergi atau melepaskan.
Beberapa orang perlu ditinggalkan terlebih dahulu, untuk sekedar menghargai apa yang telah dimiliki." (Anonymous)
Somehow, kata-kata ini terngiang-ngiang dikepala gue seharian ini. Mungkin, ada beberapa poin yang nyentug (sori gue miringin. ini bahasa asing. ga tau bahasa apaan tapi) di gue, walopun ga secara langsung gue alamin. Tapi, kalau gue ada diposisi ketiga situasi diatas, yang paling nyentug mungkin kalimat kedua kali ya. That's kind of wanting to escape but you can't do anything.
Beberapa orang memilih bertahan, hanya karena tidak tau caranya pergi atau melepaskan.
Beberapa orang perlu ditinggalkan terlebih dahulu, untuk sekedar menghargai apa yang telah dimiliki." (Anonymous)
Somehow, kata-kata ini terngiang-ngiang dikepala gue seharian ini. Mungkin, ada beberapa poin yang nyentug (sori gue miringin. ini bahasa asing. ga tau bahasa apaan tapi) di gue, walopun ga secara langsung gue alamin. Tapi, kalau gue ada diposisi ketiga situasi diatas, yang paling nyentug mungkin kalimat kedua kali ya. That's kind of wanting to escape but you can't do anything.
Langganan:
Postingan (Atom)